Sel merupakan biologis yang paling sederhana yang mampu
bekerja untuk melangsungkan kehidupannya secara mandiri. Sebagaimana kita
ketahui bahwa manusia, hewan dan tumbuhan tersusun atas banyak sel yang
berkaitan satu sama lain. Sel mampu melakukan berbagai aktivitas kimiawi yang
dikendalikan melalui DNA untuk menunjang berbagai aktivitanya. Bagaimana sel
makan? Sel memperoleh energi dengan mengkonsumsi bahan kimia yang ada di alam,
suatu sel juga dapat menelan dengan cara menyelubungi sel lain dan kemudian
memecah bahan kimia si makanan menjadi energi bagi si pemakan. Organisme yang
tersusun dengan satu sel saja ini dikenal dengan nama organisme uniselular,
sedangkan organisme yang tersusun atas banyak sel yang membentuk sistem dikenal
dengan nama organisme multiselular.
Dari konsep inilah kemudian lahir aplikasi yang kita kinal
sekarang seprti halnya kultur jaringan dan teknologi stem sell. Prinsinya dalah
dengan memperbanyak sel dari suatu organisme dalam skala lab dengan memberikan
makanan atau nutrisi yang dibutuhkan untuk organisme yang akan di kultur
tersebut. Termasuk sel dari manusia? Iya. Teknologi Stem sell dikembangkan
dengan mengambil stem sell yang ada pada sumsum tulang manusia untuk kemudian
dikembangkan atau diperbanyak dalam skala laboratorium untuk kemudian
dimanfaatkan untuk kebutuhan medis. Hal ini cenderung berefek terhadap
sedikitnya penolakan yang dilakukan tubuh karena jika tubuh jika dimasukkan
organ dari individu lain cenderung untuk menolaknya sedangkan stem sell
memasukkan kembali sel yuang bersal dari diri kita.
Lalu bagaimana sih
susunan sel. Secara umum sel tersusun atas bagian luar yang berupa membran
termasuk dinding sel pada tumbuhan, cairan yang ada di dalam tau sitoplasma,
organela-organela hingga inti yang memiliki DNA. Penyusun materi tersebut
merupakan materi hidrokarbon dalam bentuk karbohidrat dan protein, serta
molekul lain. Molekul molekul ini satu dengan yang lainnya saling berinteraksi.
Satu molekul menjadi picu bagi molekul-molekul lain untuk beraktivitas. Begitu pula
sebaliknya, satu molekul/senyawa menjadi penghambat bagi yang lainnya untuk
beraktivitas. Misalnya adanya senyawa tertentu akan direspon oleh molekul DNA
untuk menghasilkan molekul hingga menjadi molekul protein yang dapat bekerja
untuk berinteraksi dengan molekul lainnya.
Meskipun penyusun sel adalah dapat dikatakan sama, namun
bentuk dari sel suatu organisme dengan organisme lain adalah tidak sama. Misalnya
bentuk sel bakteri E. Coli dengan sel syaraf manusia tidaklah sama. Begitu pula
bentuk sel penyusun organisme tidaklah sama, misalnya bentuk sel syaraf manusia
tidaklah sama dengan bentuk sel otot jantung yang ada di manusia. Pada kasus
organisme tingkat tinggi sel berasal dari satu bentuk yang sama yang pada tahap
perkembangannya mengalami diferensiasi menjadi bentuk spesifik yang sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Sebagai mudahnya pada manusia, pada awalnya
adalah sel zigot, dari sel zigot ini kemudian akan membelah diri dan menjadi
kompartmen-kompartmen yang kemudian bergerak dan akan berdiferensiasi menajdi
bentuk-bentuk yang lain dan menyusun suatu organisme.
Apakah dapat terjadi perkawinan terjadi perkawinan antara
sel satu dengan yang lainnya? Jawabannya adalah iya. Misalnya adalah perkawinan
pada bakteri yang melibatkan filus (berbentuk seperti batang yang menonjol yang
kemudian menempel dengan sel yang lainnya.